HARI ORANG SAKIT (HOS) SEDUNIA KE-33, 11Februari 2025

Setiap tahun pada tanggal 11 Februari selalu diperingati sebagai Hari Orang Sakit Sedunia. Perayaan ini mengingatkan kita akan pentingnya memperhatikan dan mendukung saudara-saudari kita yang sedang menderita sakit dan yang sedang berada dalam kesulitan.

Setiap bulan, Rumah Sakit Harapan selalu melakukan Perayaan Ekaristi. Untuk bulan Februari 2025, Perayaan Ekaristi dilakukan tepat pada tanggal 11 Februari 2025 sebagai momen yang istimewa untuk mendoakan orang-orang sakit. Kita juga diajak untuk merenungkan kembali peran kita sebagai murid Kristus untuk menjadi saksi kasih dan belas kasihan Tuhan.

Sebagai bentuk dukungan Pengurus Yayasan Harapan Penuh Rahmat, Direksi dan karyawan/ti Rumah Sakit Harapan ikut memperingati Hari Orang Sakit Sedunia pada tanggal 11 Februari 2025 bersama dengan Paroki St. Laurensius Brindisi yang diwakili oleh PSE, Legio Maria dan AKIP melakukan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh P. Markus Manurung OFMCap.

Pastor Markus menyampaikan bahwa pada perayaan Hari Orang Sakit ini bukan hanya untuk diri kita tapi kita mau menyapa saudara-saudara kita orang-orang sakit, melalui kepedulian melayani dengan sepenuhnya. Kita bersama-sama membangun kolaborasi soladiritas bersama-sama menunjukkan cinta kasih Allah. Bukan karena aturan, tugas, nama baik dan masuk ke dunia kemunafikan. Dokter dan perawat yang merawat orang sakit melayani tidak hanya karena tugas tapi karena kasih Allah. Tidak berpura-pura menyapa tapi tulus ikhlas yang Allah berikan kepada kita.

Saat ini kita bersama-sama agar outputnya pasien-pasien dapat merasakan kasih Allah. Kita sebagai ciptaan Tuhan masih diberikan kesempatan untuk berkunjung kepada orang-orang sakit, mengalami dan merasakan apa yang diderita oleh orang sakit.

Momen ini dilakukan dengan memberikan perhatian, menyapa, mendoakan dan memberikan souvenir kepada semua orang-orang sakit yang rawat inap di RS Harapan.

PESAN BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS :

 

Kita merayakan Hari Orang Sakit Sedunia ke-33 dalam Tahun Yubileum 2025, di mana Gereja mengundang kita untuk menjadi “peziarah pengharapan”. Dalam peziarahan ini, Sabda Allah menyertai kita melalui pesan yang membesarkan hati dari St. Paulus: “Pengharapan tidak mengecewakan” (Rm 5:5); karena pengharapan itu menguatkan kita di saat-saat pencobaan.

 

Pesan itu sungguh menghibur, tetapi juga bisa membingungkan, khususnya bagi mereka yang sedang menderita. Misalnya saja, bagaimana kita bisa menjadi kuat ketika tubuh kita diserang penyakit yang parah dan melemahkan, bahkan memerlukan biaya perawatan mahal di luar kemampuan kita? Bagaimana kita kuat ketika, selain berhadapan dengan penderitaan kita sendiri, kita pun melihat orang-orang yang kita kasihi, meskipun dekat dengan kita, namun mereka merasa tidak berdaya untuk membantu kita? Dalam beragam situasi seperti ini, kita membutuhkan penopang yang lebih besar daripada diri kita sendiri: kita membutuhkan pertolongan Tuhan, kasih karunia-Nya, Penyelenggaraan Ilahi-Nya, dan kekuatan itu merupakan karunia Roh-Nya (bdk. Katekismus Gereja Katolik, 1808).

Saudara-saudari yang terkasih, khususnya mereka yang sedang sakit, yang peduli dan memberikan bantuan terhadap mereka yang menderita, dalam tahun Yubileum ini Saudara/i memainkan peran yang sangat penting. Perjalanan Anda bersama merupakan tanda bagi semua orang: “sebuah kidung bagi martabat manusia, sebuah madah pengharapan” (Spes Non Confundit, 11), dimana alunannya terdengar jauh melampaui tempat tidur dan bangsal-bangsal perawatan dimana Anda berada, sembari merangsang dan mendorong dalam kasih “paduan suara seluruh masyarakat” (ibid.), dalam harmoni yang terkadang sulit dicapai, namun justru karena sangat menawan dan kokoh, mampu membawa cahaya dan kehangatan di tempat yang paling dibutuhkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.